Rabu, 21 Januari 2015

Dear Hujan

Hujan... 
Terimakasih sudah mau datang pagi ini 
Terimakasih untuk simfoni damai yg melarutkan tiap luka dan duka ku kemarin.

Tak jenuh aku memandang rintik demi rintik mu lewat jendela kamar ku kini.
Kota bunga
Yg ku pilih untuk menenangkan segala gundah
Hidup ku ternyata masih penuh perjuangan 
Alhamdulillah, berarti tuhan masih percaya padaku bahwa aku mampu.

Hujan, suara jatuhmu menenangkan aku dalam riuh semarak duka yg telah lama aku tahan.
Tetaplah jatuh perlahan namun jangan hilang
Aku ingin menyentuhmu dalam anganku akan kebahagiaan
Berkhayal dalam dunia yg terlalu fana dan naif dalam tiap aspeknya.

Hujan, beri aku waktu untuk menikmatimu sebelum matahari menyerbak masuk dan membuatmu kering
Aku suka basah, aku suka dingin
Membuat ku sadar akan lekat dekapnya yg tak ingin ku ingat namun teringat.

Hujan, larutkan rinduku akanya dalam derai lebat mu
Aku tak ingin merindunya (lagi)
Jadi cukupkan semua rasa sedih ini.
Beri aku kesempatan untuk membuatmu 
Menjadi teman ku dalam sedih yg ku relakan ini
Biarkan aku bersedih, hingga esok terbangun dan aku berdiri lagi
Dan ingatkan diriku untuk berucap
"Aku pantas untuk bahagia" 

Hujan, hanya kau teman ku yg tak mencercaku dalam tangisku
Tak menghentikan ku dalam jerit sedih hingga basah tak terasa dingin
Lantas, temani aku terus hari ini
Biar sedih pergi dengan suka rela 
Dan beri aku pelangi untuk stimulus senyum dan semangatku esok... 




Bandung, 22 januari 2015 
Tiara